Laman

Rabu, 20 April 2016

Makalah Pendidikan Agama Islam

 TUGAS MAKALAH
“Pengertian dan Sejarah Moderisme dalam Islam
Pndidikan Agama Islam
Dosen Pengampuh : Djaenal Husnan M. Ag


Disusun Oleh :
Nama  : Alma Hanafiah
Prodi   : Pendidikan Sejarah



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015








KATA PENGANTAR

Bismilahirahmannirohim
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengertian dan Sejarah Moderisme dalam Islam”. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Djaenal Husnan M. Ag selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan mengenai moderisme. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata-kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik saran, dan usaha demi perbaikan makalah yang telah saya buat dimasa yag akan datang, mengigat tidak ada yang sempurna tanpa saranyang membangun.
Semoga makalah sederhan ini dapat dipahami bagi siapapun yaang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelum kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon dengan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.



Jakarta, 21 Desember 2015


Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULIAN
1.1  LATAR BELAKANG....................................................................... 1
1.2  TUJUAN............................................................................................ 1
1.3  RUMUSAN MASALAH.................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moderisme Secara Umum................................................ 2
2.2 Pengertian Moderisme Menurut Para Ahli......................................... 2
2.3 Pengertian Moderisme Dalam Islam................................................... 3
2.4 Kemoderenan dilihat dari Perspektif Kebudayaaan dan Filsafat...... 4
2.5 Sejarah Munculnya Moderisme.......................................................... 6
2.6 Konsep Manusia Modern.................................................................. 11  
2.7 Munculnya Moderisme dalam Islam................................................. 12
2.8 Bentuk-Bentuk Moderisme Islam di Indonesia................................ 13
2.9 Ciri-Ciri Masyarakat Moderisme....................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17








BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Dalam pembicaraan mengenai moderisme telah menyita banyak perhatian Para Muslimin dan Muslimat. Membuktikan banyak pemikiran-pemikiran mengenai moderisme yang berdampak besar bagi  orang yang berpikir dalam hal ini. Moderisme telah telah mendapat tempat yang cukup profosional dalam kajian global atau dunia yang luas ini. Bahkan ditambah lagi dengan intesnya dengan upaya-upaya pembaruan tersebut dilakukan dengan secara serentak dan kompak baik di dunia islam sendiri. Sebagaimana gerakan modernis islam yang berusaha menjembatani jurang pemisah antara orang-orang tradisional dengan para pembaharu yag sekuler.
Untuk itulah dalam tulisan yang singkat ini akan coba melacak tradisi modernisasi dalam islam.
1.2  TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami tentang moderisme dan sejarah moderisme.
1.3  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu moderisme?
2.      Bagaimana sejarah munculnya modeisme?
3.      Apa saja tahap-tahap moderisme?
4.      Apa saja ciri-ciri masyarakat moderisme?






BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Moderisme Secara Umum
Secara bahasa, kata modern berasal dari bahasa latin, modernus yang berarti saat ini, sekarang, masa kini, dan akhir-akhir ini. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata modern diartikan sebagai : sikap, cara berpikir, serta cara bertindak yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dari kata modern ini kemudian muncul beberapa kata lainnya, yaitu modernitas, modernisme, dan moderniasi. Modernitas berarti ralitas kemoderenan, sedangkan modernisasi adalah proses kemoderenan. Modernisasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang membawa kemajuan, perubahan, dan perombakan secara assi susunan dan corak suatu masyarakat dari statis menuju dinamis, dan tradisional menjadi rasional, dari feudal menjadi kerakyatan, dengan jalan mengubah cara berpikir masyarakat sehingga dapat meningkatkan efektivitas. Modernisasi juga bisa diartikan dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Beberapa ciri masyarakat modern adalah: mengedepankan cara berpikir, bertindak, dan memandang sesuatu yang masuk akal (rasional), bersifat terbuka, menerima hal-hal baru dan menerima kritik (inklusif), dan lain-lain.

2.2  Pengertian Moderisme Menurut Para Ahli
Menurut para ahli :
Ø  Menurut Abdul Syam
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat
Ø  Menurut koentjaningrat
Modernisasi adalah usaha utuk hidup sesuai dengan konseplasi dunia sekarang.
Ø  Menurut sarjono soekanto
Modernisasi adalahsesuai bentuk dari perubahan sosial biasanyamerupakan perubahan sosial yang tearah (directed change) dan didasarkan suatu perencanan (social palning).
Ø  Menurut Wibert E. Moore,
Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil.

Dalam persepktif pemordenis yang berasaldari tradisi filsafat, bahwa moderisasi bisa disebut sebagai semagat (elan)yang diandaikan pada penyemangat masyarakat intelektual dan semangat yang diimaksud adalah semangat untuk progress, semangat untuk kemajuan, dan untuk humanisasi manusia yang dilandasi oleh semangat keyakinan yang sangat optimisme dan kaum modernis akan kekuatan rasio manusia.
Sedangakan fzhur rahman, sarjana pakistan mendefinisikanmodernisasi sebagai “usaha-usaha utuk melakukan hormonisasi antar agama dan pengaruh modernisasi dan westernisasi yang berlangsung di dunia islam”. Mukhti ali, tepat disebut sebagai orang yang mewakili sarjana indonesia mengantikan modernisasi sebagai “upaya menafsirkan islam melalui pendekatan rasional untuk menyesuaikannya dengan perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi didunia modern yang berlangsung.

2.3  Pengertian Modernisasi Secara Islam
Modernisasi dalam islam dimaknai sebagai “upaya menafsirkan islam melalui pendekatan rasional untuk menyesuaikannya dengan perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia modern yang berlangsung.
Tanggapan kaum muslim terhadap kemajuan yang diberikan oleh negara barat yang seriang disebut modern itu berbeda-beda. Karena tidak bisa di pungkiri lagi kemajuan Barat dalam segala bidangnya sebagai indikasi sederhana bahwa “genderang” modernisasi yang “ditabuh” di dunia Islam tidak dapat dipisahkan dari mata rantai dan tranmisi terhadap prestasi kemajuan yang diukir oleh dunia Barat. Baik modernisasi yang dilakukan hari ini sebagai  langkah negara barat yang ingin menguasai negara dan meyebarkan ideologinya. Sebagaimana contoh dalam pendidikan barat modern dianggap sebagai  sesuatu yang asing, berlebihan dan mengancam kepercayaan agama. Kaum Muslim tidak perlu jauh-jauh dalam menemukan orang-orang Eropa yang mempunyai pendapat yang memperkuat rasa takut  mereka. seorang penulis Inggris yaitu William Wilson Hunter berkata: “Agama-agama di Asia yang begitu agung akan berubah bagaikan batang kayu yang kering jika berhubungan dengan kenyataan dinginnya ilmu-ilmu pengetahuan Barat”


2.4  Kemoderenan Dilihat Dari Persepktif Kebudayaan dan Filsafat
Dari segi kebudayaan, kemoderenan dapat dilihat dari tahapan-tahapan perkembangan kebudayaan manusia sebagaimana diteorikan oleh C.A Van Peursen, menurutnya perkembangan kebudayaan manusia terjadi melalui tiga tahapan, yaitu : tahao mistis, tahap ontologis, dan tahap fungsionil. Secara sederhana, ketiga tahapan ii sebagi beikut:
a.      Tahap mistis
Yaitu tahap kebudayan diman manusia pada saat itu dikepung oleh kekuata-kekuatan gaib yang ada disekitar. Seperti kekuasaa dewa-dewa dan kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya dalam menjalankan aktifitas sehari-hari manusia banyak memuja kekuatan-kekuatan ini. Semua kejadian alam selalu dihubugkan dengan kekuatan-kekuatan gab. Bahkan manusia tergantung dan menyerahkan nasibnya pada kekuatan-kekuatan ini.

b.      Tahap ontologis
Yaitu suatu tahap kebudayaan diman manusia mulai beranjak dari hal-hal gaib, mitos-mitos, dan dewa-dewa. Pada tahap ini manusia mulai merasa penasaran. Ia tak puas lagi dengan menyerahkan nasib serta kejadian alam kepada hal yang terjadi dalam kehidapannya. Manusia mulai menemukan cara dan alasanyang realitas yan ia hadapi.

c.       Tahap fungsionil
Yaitu suau tahap kebudayaan dimana manusia sudah benar-benar menjauhkan diri segala mitos dan kekuatan-kekuatan gaib. Pada tahap ini manusia benar-benar menjadi subyek dari alam semesta. Ia tak lagi menyadarkan hidupnya pada kekuatan gaib dan menyikapi segala kenyatan secara rasional. Manusia benar-benar menggunakan secara maksimal kemampuannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tahap ketiga inilah yang disebut tahap modern

Adapun dalam persepktif filsafat, kemoderenan dapat dilihat dari “kasadaran” mengenai pentingnya posisi manusia dalam jagad raya ini. Manusia menempati posisi sentral dan alam raya ini, pesona terhadap terhadap hal-hal yang gaib telah sirna. Manusia benar-benar telah terbebas dari kekuatan-kekuatan ini, manusia termasuk aktor utama penentu segala hal dan sebab akibat yang ada di muka bumi ini. Karena itulah, sudah saatnya manusia mengembangkan dirisecara maksimal untuk menghadapi realitas kehidupan.
Dalam persepktif ini ada tiga yang mejadi “jiwa” dari kemoderena tersebut:
1.      Orang modern itu mengutamakan kesadaran diri sebai subjek
Dialah aktor penentu dan pengubah segala sesuatu yag tidak terbelenggu dan terbudakioleh phak lain. Dalam konteks ini orang modern memperhatikan sadar terbudaki oleh pihak lain. Dalam konteks ini orang modern memperhatikan sadar betul hakasasi manusia, pentingnya ilmu pengetahuan, otonomi pribadi, dan demokrasi.
2.       Orang modern bersifat kritis
Artinya, orang modern cederung menghilangkan sifat  menerima apa adanya. Sebaliknya ia ingin mengatakan segala hal dan alasan dibalik semua itu.
3.      Orang modern bersifat progresif
Artinya, ia selalu terobsesi untuk melangkah maju ke depan dan mengadakan perubaha kearah yang lebih baik.
Dari ketiga ini tidak dapat dapat dipisakan, karena saling berhubungan.

2.5  Sejarah Munnculya Modernisme
Secara historis, zaman modern mengacu pada kehidupan masyarakat dan organiasasi yang lahir dibeberapa Negara Eropa, terutama Inggris, Prancis, dan Jerma. Selanjutnya berkembang ke seluruh dunia. Secara garis besar, sejarah Eropa di bagi 3 periode, yaitu:

1.      Eropa Klasik
Pada masa ini adalah suatu kawasan yang di dominasi oleh peradaban Yunani (abad ke-8 sampai ke-6 SM) dan Romawi Kuno (abad ke-10 SM sampai ke abad 5 SM) kedua peradaban ini silih berganti mewarnai peradaban Eropa secara keseluruhan dengan ciri khasnya masing-masing. Masyarakat Yunani kuno mewariskan ilmu filsafat yang menekankan pada rasionalitas, demokrisasi, dan logika berpikir bebas. Para filsuf yang terkenal pada masa itu adalah Socrates,Plato, Aristoteles, dan Heredotus. Para filsuf ini telah mempengaruhi dasar-dasar dalam pemikiran filsafat Eropa hingga saat ini. Sementara peradaban Romawi Kuno, telah meletakan dasar-dasar kenegaraan dan peradaban modern bagi bangsa Eropa saat ini


2.      Eropa Pertengahan
Masa ini dimuli sat jatuhnya Romawi Barat oleh bangsa Jerman yang kemudiann dipersatukan kemali oleh Raja Charlemange dari Franka pada abad ke-5 M sampai jatuhnya Konstatinopel di Romawi Timur di abad ke-144 M. Setelah Charlemenge berhasil menyatukan kembali daerah bekas kekuasaan Romawi Barat, terjadilah penyatuan kekuasaan antar penguasa pemeritah dengan tahta suci Romawi. Pada masa itu, tidak ada yang bisa menjadi kaisar kecuali di nobatka oleh Paus di Roma (Romawi Barat). Pada masa pertengahan ini, pengaruh agama pertengahan ini, pengaruh agama Kristen sangat doominan dan menancapkan kekuasaan di semua sektor kehidupan, termasuk pemerintah.
Karenanya, masa inni disebut dengan masa kegelapan (the dark age) bagi bangsa Eropa. Pada masa Eropa terbelunggu oleh kekuasaan gereja yang otoriter dn anti ilmu pengetahuan. Agama menjadi corong kekuasaa  dan terbelunggu kreatifitas akal pikir manusia. Eropa menghadapi kemunduran Intelektual dan ilmu pengetahuan. Para pendeta berpendapat hanya gerejalah yang mempunyai otoritas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.pemikiran-pemikiran para ilmuan bertentangan dengan doktrin gereja ditolak. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mendapat ancaman, ditangkap, bahkan dibunuh.

3.      Eropa Modern
Fenomena memunculkan protes dan gerakan-gerakan pembaharuan. Gerakan inilah Eropa modern atau zaman modern. Gerakan ini serig disebut denga geraka “Renains”, berasal dari bahasa Inggris renainnssce yang artinya “lahir kembali” atau “kelahiran kembali”. Maksudnya adaah bentuk penghargaan yang tinggi oleh filsof Yuani Kuno, lalu disembunyikan dann tenggelam oleh bangsa gereja.
Gerakan renaisans dipeloporioleh para humanis, yatu orang-orang yng menempatkan manusia sebagai sentral alam semesta ini menggantikan kekuasaan agama, dalam koteks ini adalah agama Kristen. Semagat renaisans menimbulkan rasa kepercayaan pada otonomi manusia dalam memperoleh kebenaran. Kebenaran tidak lagi bersumber pada teks-teks suci melainkan pada langkah-langkah metodis dan empiris hasil upaya dan pemikiran manusia. Gerakan renainsans merupaka titik tolak kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada era ini, banyak temuan mesin seperti mesin percetakan dan penemuan benua baru oleh Coombus yang menjadi pemacu kemajuan ilmu berikutnya. Tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi besar dan memajukan ilmu pengetahuan yaitu:

· Nikolaus Koperikus (1473-1543)
Menemukan teori bumi dan planet ini semuanya mengelilingi matahari. Matahari adalah pusat jagat raya (heliosentrisme)

· Francis Bacon (1561-1662)
Orang yang meletakan dasar-dasar bagi metode induksi yang modern dan menjadi pelopor bagi usaha untuk menistimewakan secaara logis prosedur ilmiah. Ada tiga cara yang di tempuh, yaitu:
1.      Mewancarai alam
2.      Oran harus bekerja dengan metode yang benar
3.      Orang harus bersikap positif terhadap bahan yang telah disajikan. Maksudnya harus menghidarkan diri dari prasangka-prasangka terlebih dahulu.

· Johanes Kepler (1571-1630)
Adalah seorang matematika ia menemukan 3 macam hukum gerak bagi planet, yaitu:
1.      Planet-planet bergerak dengan membuat lingkaran bulat-panjang dengan matahari sebagai titik api dan fokus.
2.      Garis yang menghubungkan pusat matahari dengan matahari dalam bentuk yag sama akan membentuk bidang yang sangat luas.
3.      Kuadrat periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga dari rta-rata jaraknya terhadap matahari.

· Galileo Galilei (1564-1642)
Adalah orang mula-mula menemukann pentignya akselarasi dala dinamika. Akselerasi adalah perubahan kecepatan-kecepatan, baik dalam besarnya maupu geraknya.
Tokoh lain yang memiliki kontribusi besar terhadap munculnya moderisme adalah Rere Descrates (1596-1650). Ia di juluki “bapak fisafat modern” dan terletak dasar alirann rasionalis. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa sumber utama penentuan adalah rasio atruh au akal. Selain itu, ia juga meemukan metode tentang “kesangsian” maksudnya seluruh pengetahuan yang dimiiki oleh manusia harus disangsikan termasuk pengetahuan yang dianggap paling pasti yaitu pengetahuan tentang Tuhan.
Semboyan yang terkeal adalah “cangito ergo sun” artinya”saya berpikir jadi saya ada”. Maksudnya, saya menyadari bahwa adalah mahluk “penyangsi” secara langsung menunjukan keberadaban saya, yang bersifat tidak tergoyahkan. Pemikiran “cangito ergo sun” inilah yang menjadi filsafat modern menempatkan ego individual dan kemerdekaan akal manusia terhadap Wahyu. Cangito adalah sebuah keyakinan yang sangat mendasar pada rasionalitas manusia. Melebihi segala penafsiran dogmatis yang sudah ada. Karena itu, Descratesmelandasi suatu bentuk kesadaran yang memahami kenyataan sebagai hasil perumusan rasional. Descratesi bagi moderisme, yaitu menemparkan manusi sebagai subyek pemikiran, yang memunculkan beberapa aspekk kesadaran lainnya, yaitu progreritas, individualis, emansipasi, dan seklerisasi. Pemikiran ini disebut Cartesia Revolution (revolusi ala decrates).
Gerakan lain ng mempengaruhi zaman modern adalah “aufklarung” kata Jerman) “enlightment” (kata Inggris), yang muncul abad ke-18. Geraka aufklarung yang diterjemahkan sebagai masa pencerahan. Zaman ini disebut “pencerahan” karena tergantikannya “iman yang membelunggu” denngan keunggulan rasio (akal pikir) yang diyakini mampu membawa manusia pada kebenaran dan kebahagiaan hidup. Perkembangan selanjutnya, dari pemikira pada masa resaisans dan aufklarung adalah terjadinya proses moderisme yang meluas seantero dunia. Moderisasi melahirkan industralisasi, urbanisasi, kesejahteraan, mobilisasi sosial, dan pembagi tatanan yang lebih kompleks dan beragam.

·  Rene Descrates (1596-1650)
Selain tokoh yang diatas, Rene Descratos dijuluki “Bapak Filsafat Modern” dan peletak dasar aliran rasionalisme. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa sumber utama penggetahuan adalah rasio atau akal. Descrates menemukan metode tentang “kesangsian”, menurutnya seluruh pengetahuan yang dimiliki oleh manusia harus disangsikan termmasuk pengetahuan yang dimiliki oleh manusia pasti yaitu pengetahuan Tuhan.
Semboyan yang terkenalnya yaitu “cagito ergo sum” artinya “saya berpikir, jadi saya ada”. Maksudnya saya menyadari bahwa saya adalah mahluk penyangsi. Kesangsian itu, secara langsung menunjukan mengenai keberdaan saya yang bersifat tidak bisa tergoyahkan.
Pemikiran “cangito ergo sum” inilah yang menjadi landasan filsafat modern yang menempatkan ego individual dan kemerdekaan akal manusia terhadap wahyu. Cagito adalah keyakinan yang sangat mendasar pada rasionalitas manusia, melebihi segala tafsiran dogmatis yang sudah ada. Karena itu, Descrates melandasi suatu bentuk kesadaran yang memahami kenyataan sebagai hasil perumusan rasional.

2.6  Konsep Manusia Modern
Secara umum dapat dikatakan bahwa pandangan umum moderisme terkait degan konsep manusia diwakili oleh paham materialisme, rasionalisme, empirisme, dan hedonisme.
1.      Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Materialisme percaya sepenuhnya bahwa segala sesuatu terjadi karena faktor alam. Tak ada penyebab yang berasal dari sesuatu yang gaib. Semua kejadian di dunia ini terjadi karena adanya mata rantai sebab akibat. Alam ini tercipta melaui proses sebab akibat, dan bukan penciptaan tuhan.

2.      Rasionalisme
Rasioalisme adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme, seluruh pengetahuan diperoleh dari cara berpikir. Pengertian lain, rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyataka bahwa kebenaran ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analis yang berdasarkan fakta, melalui pembuktian, logika, dan analis berdasarkan fakta, dari pada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

3.      Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia didapatkan dari sesuatu yang dapat dilihat, sesuatu yang nyata (empiris). Maksudnya sesuatu yang nampak dimata, yang dapat di indra, dan dapat di observasi.

4.      Hedonisme
Hedonisme adalah pndangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Didalam penganut ini, hidup dijalani degan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.

2.7   Munculnya Modeisme Dalam Islam
Pemiikiran pembaharuan atau modernisasi dalam islam tmbul terutama sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia islam dan barat. Dengan adanya kontak itu, umat islam abad XIX sadar bahwa mereka telah mengalami kemuduran di perbandigan dengan barat. Sebelum periode modern, kontak sebenarya sudah ada, terlebih anatara kerajaan usmani yang mempunyai daerah kekusaan di daratan Eropa dengan beberapa Negara Barat. Ketika Negara-negara itu mulai memasuki masa kemunduran. Sebagai akibat dari perubahan itu, kerajaan usmani, yang biasa menang dalam peperangan akhirnya mengalami kekalahan-kekalahann di tangan barat. Hal ini membuat pembesar-pembesar Usmanimenyelidiki rahasia kekuata Eropa yangbaru mucul itu. Menurut pemikirannya, rahasianya terletak dalam kekuasaa militer modern yang dimiliki Eropa. Oleh karena itu, usaha pembaharuan dipusatkan dalam lapangan militer Kerajaan Usmani. Bantuan ahli-ahli Eropa di minta dan pada permulaan abad ke-18 Masehi datanglah ke Istambul ahli-ahli seperti Scotlandia dan Comte De Benneval dari Prancis. Yang akhirnya ini masuk islam dengan memakai nama Humabarci Pasya.
Pembaharuan yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad ke-18 tidk ada artiya. Usaha dilanjutkan pda abad ke-19 dan inilah kemudian membawa kepada perubahan besar di Turki. Seorang terpelajar islam memberikan gambaran pada abad ke-19 dan inilah kemudian yang membawa kepada perubahan besar di Turki. Seorang terpelajar islam memberikan gambaran pada abad ke-19, ia mengatakan betapa keterbelakangnya umat islampada masa itu. Kontak dengan kebudayaan barat yang lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya kekuatan Mesir dapat dipatahkan oleh Napolen, membuka mata pemuka-pemuka islamm untuk mengadakan pembaharuan. Dimana usaha pembaharuan dimulai oleh Muhamad Ali Pasya (1765-1848) seorang perwira Turki.

2.8  Betuk-Bentuk Moderisme Islam Indonesia
Pembaharuan dalam islam atu gerakan modern islam merupakan jawaban yang ditunjukan terhadapap krisis yang dihadapi umat islam pada masaya. Kemunduran kerajaan Usmai yang merupakan pemangku khalifah islam setelah abad ke-17 M telah melahirkan kebagkitan islam dikalangan warga Arab dipinggiran Imperium Utsmani.
Gerakan pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia muslim, termasuk Indonesia. Adapun betuk-bentuk pembaharuan di Indonesia, yaitu:
a.         Gerakan Puritanisme
Geraka ini pertama kali di parkasioleh Muhamad bin AbdunWahhab di Nejd. Gerakan puritaisme ini masuk ke Indonesia melalui tigga orang yang baru pilang haji di tanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka melakukan penentangan terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat Minangkabau yang telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat dan bid’ah.
Karena aktifitas mereka dianggap cukup membahayakan keberdaa kaum tua atau kaum adat, maka kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada tahun 1821-1837 M terjadilah Perang Paderi.
Dalam pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan. Kekalahan ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah membuat patah semangat para tokoh pejuang pembaharu ini, tetapi gerakannya semakin hebat. Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di alihkan ke dalam gerakan pembaharuan pendidikan.


b.         Gerakan Reformise
Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk kembali kepada dasar islam yang asli. Kelompok ini berusaha menerapkan sistem ajaran islam seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.

c.         Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu islam untuk membangkitkan kembali semanng dilakukan oleh para pembaharu islam untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat islam. Sehingga mereka akan mejadi masyarakat yang maju. namt masyarakat islam. Sehingga mereka akan mejadi masyarakat yang maju. Namu sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat dalam ajaran islam yang tercemar oleh takhayul, bid’ah dan khufat harus dibersihkan terebih dahulu.
Dalam tatanan pelakanaan sseperti ini,biasanya cara yanan ditempuh melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan menggunakan kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang kekuasaa Barat yang kafir.

d.         Gerakan Neo-Sufisme
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu dari kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru itu aktifisme.
Bentuk aktifismedalam gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis. bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri tanpa banyak bergantung kepada uuran kelompok atau bngsa lain.
Diantar unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata inilah umat islam melakukan pembaharuan, terutama menentang segala bentuk penjajahan dan keterbelakangan. Gerakan ini bnyak mewarnai berbagai pemberontakan petani bnten pada tahun1888 M.

2.9  Ciri-Ciri Masyrakat Moderisme
Manusia adalah peranan penting dalam kemajuan moderisme. Berikut ini adalah beberapa ciri masyarakat modern:
1.      Mengedepankan cara berpikir
2.      Bertindak
3.      Memandang masuk akal (rasional)
4.      Bersifat terbuka
5.      Menerima hal-hal baru dan menerima kritik (inklusif)
6.      Memberitakan porsi dan kesempatan yang sam pada setiap orang (demokratis)
7.      Mengedapankan kebersamaan (egalitarian)
8.      Menghargai perbedaan (pluralis)
9.      Penolakan terhadap tradisi dengan mengedepankan perubahn dan kemajuan (progresip)
10.  Adanyaperkembangsn dan mengutamakan teknologi (orientasi saintifik)
11.  Munculnya budaya mementingkan diri sendiri (individualis)
12.  Berkembangnya sistem ekonomi yang berdasarkan atas besara modal dan berorientasi semata-mata mengeruk keuntungan (kapitalis)
13.  Mementingkan dan mengedepankan kebebasa (liberal)
14.  Mengutamakan hal-hal yang bersifat materi (materialis)
15.  Menjadikan kesenangan hidup yang bersifat materi sebagai tujuan kebahagian (hedonistik)
16.  Mengutamakan hal-hal yang kongrit dan bernilai guna dalam kehidupan (pragmatis)
17.  Pemisahan antara hal-hal yang gaib termasuk agama dengan masalah keduniaan (sekural).



BAB III
PENUTUP
3.1         KESIMPULAN
Modernisasi adalah adanya aktivitas yang membawa kemajuan dan perubahan zaman. Kata modern ada kaitannya dengan modernisasi yang artinya pembaharuan atau tajdid dalam bahasa arab. Dan berasal dari bahasa latin “moderus” yag artinya “baru saja”. Munculnya modernasi mengacu pada kehidupan masyarakat. Dan manusialah peranan penting bagi kemajuan zaman didunia dan pembagi tatanan yang lebih kompleks dan beragam.
Pembaharuan dan modernisasi islam adalah upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan islam dengan perkembangan dan yang di yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pegetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian pembaharuan dalam islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambah teks Alquan dan Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya.
3.2         SARAN
Sesuai dengan kesimpulan diatas, saya menyarankan untuk para pembaca dapat memahami dan sejarah dari munculnya moderisme. Dan saya berharap untuk para pembaca, agar mencari informasi lebih mendalam dari berbagai sumber mengenai makalah yang telah saya buat.







DAFTAR PUSTAKA

·           Razak Yusran. 2011. PENDIDIKAN AGAMA. Jakarta : UHAMKA Press
·           https://hudanuralawiyah.wordpress.com/2011/11/24/makalah-modernisasi-dalam-pandangan-islam/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar