PENGARUH
PERKEMBANGAN BUDAYA DALAM BIDANG PERKONOMOIAN DALAM SEGI PARIWISATA
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Ilmu Sosial
Dosen Pengampu : Nurwahyuni M. Pd
Disusun Oleh :
Alma Hanafiah
Andriyani
Puspasari
Fajri Aryawan
Idham Adrian
Hadiputra
M. Dwi Hadianur
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Moral merupakan
suatu kenyakinan tentang benar atau salah, yang sesuai dengan kesepakatan
sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan
dengan benar salah, baik buruk, keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.
Persoalan etika lebih banyak pada standar etis yang disepakati secara
universal, seperti : keadilan, kejujuran, keiklasan dan lain sebagainya.
Perilaku dimasa remaja tidak jauh dari kata labil. Labil dalam mengambil suatu
keputusan. Namun dibalik kelabilan di masa remaja, mereka mempunyai tanggung
jawab dalam perilaku mereka tersebut dengan tindakan yang telah ia lakukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
itu moral?
2. Tahap
apa saja yang terdapat pada moral di masa remaja?
3. Bagaimana
konsep perubahan moral pada remaja?
4. Bagaimana
prmbentukan kode moral pada remaja?
C. TUJUAN
1. Mengetahui
dan memahamai definisi moral
2. Mengetahui
dan memahami tahap yang terdapat pada moral dimasa remaja
3. Mengetahui
dan memahami Pubahan konsep moral pada remaja
4. Mengetahui
dan memahami pembentukan kode moral pada remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Moral
Moral berasal
dari bahasa Latin "mos" (jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat.
Kata "mos" (mores) dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa
Yunani. Di dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan arti susila.
Adapun pengertian moral yang paling umum adalah tindakan manusia yang sesuai
dengan ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan makna yang baik dan
wajar. Dengan kata lain, pengertian moral adalah suatu kebaikan yang
disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi
kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Kata moral selalu mengacu pada baik
dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Berikut ini
beberapa Pengertian Moral Menurut para Ahli:
· Moral Menurut Chaplin (2006):
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut
hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
· Moral Menurut Hurlock (1990):
moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah
menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
· Moral Menurut Wantah (2005):
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan
menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
Dari tiga
pengertian moral di atas, dapat disimpulkan bahwa Moral adalah suatu keyakinan
tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial,
yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan dengan
benar salah, baik buruk, keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.
B. Tahap yang Terdapat dalam Moral di
Masa Remaja
Pada masa
remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai tahap yang mencapai pada remaja,
tahap tersebut yaitu :
a. Tahap
pelaksanaan moral menurut Piaget
Dalam tahap ini
memiliki kemampuan kongnitip. Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua
kemungkina untuk menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggung jawabkannya
berdasarkan suatu hipotesis atau proposisi. Jadi ia dapat memandang masalahnya
dari beberapa sudut pandang dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor
sebagai dasar pertimbangan.
b. Moralitas
masa konvesional (postconventional
morality) menurut Kohlberg
Tahap yang dicapai
selama masa remaja. Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip
dan terdiri dari dua tahap. Dalam tahaps pertama individu yakin bahwa harus ada
kelenturan dalam keyakinan moral sehingga memunggkinkan adanya perbaikan dan
perubahan standar moral apabila hal ini menggutungkan anggota-anggota kelompok
secara keseluruhan. Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada rasa hormat
kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi.
C. Konsep Perubahan Moral pada Remaja
Ada dua konsep
yang membuat pergantian konsep moral khusus ke dalam konsep yang berlangsung
umum tentang benar dan salah yang lebih sulit dari pada yang sharusnya.
1. Kurangnya
bimbingan dalam mempelajari bagaimana membuat konsep khusus berlaku umum.
Dengan percaya saja remaja telah memepelajari prinsip pokok tentang benar atau
salah, orang tua dan guru jarang menekankan dalam usaha pembinaan remaja untuk
melihat hubungan antara prinsip khusus ayang dipelajari sebelumnya dengan
prinsip umum yang penting untuk mengendalikan perilaku dalam kehidupan orang
dewasa. Hanya dalam bidang baru dalam perilaku, seperti hubungan denga anggota
lawan jenis, orang dewaasa perllu memberikan pendidikan moral lebih lanjut.
2. Kondisi
yang kedua membuat sulitnya pergantian konsep moral yang berlaku khusus dengan
konsep moral yang berlaku umum berhubungan dengan jenis disiplin yang
diterapkan dirumah dan disekolah. Karena orang tua dan guru mengansumsikan
bahwa remaja mengetahui apa yang benar, maka penekanan kedisiplinan hanya terletak
pada pemberian hukuman pada perilaku salah yang dianggap sengaja dilakukan.
Penjelasan mengenai alasan slah tidaknya suatu perilaku jarang ditekankan dan
bahakan jarang memeberi ganjaran bagi remaja yang berperilaku benar.
D. Pembetukan kode moral
Ketika memasuki
masa remaja, anak-anak tidak lagi begitu saja menerima kode moral dari orang
tua, guru bahakan teman-teman sebayanya sekarang ia sendiri ingin membentuk
kode moral sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah
dan diperbaiki agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matangdan
yang telah di lengakapi dengan hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang
dipelajari oleh orang tua dan gurunya. Beberapa dari remaja bahkan melengkapi
kode moral dari pengetahua agama.
Pembentukan kode
moral sangatlah sulit bagi remaja, karena sikap yang tidak konsistenya membuat
remaja dan binggung dan terhalangnya pembentukan kode moral yang tidakn hanya
untuk memuaskan saja tetapi untuk membimbing untuk memperoleh dukungan sosial.
Bagi anak-anak
yang lebih besar membohong merupakan hal yang buruk. Namun bagi remaja yang
berbohong sosial atau berbohong utuk menghindari kemungkina untuk menyakititkan
hati orang lain kadang-kadang dibenarkan. Keraguan ini jelas seperti sikap
mencontek, yang dilakukan oleh anak-anak sekolah yang membenarkan perilaku
mencontek bila selalu ditekankan untuk mencapai nilai yang baik agar dapat
diterima disekolah tinggi dan yang akan menunjang keberhasialan dalam kehidupan
sosial dimasa mendatang. Dengan meningkatnya minat pada lawan jenis, remaja
menemukan bahwa pola perilaku tertentu bagi laki-laki tidak hanya dibenarkan
tetapi jyga dihargai meskipun sangat tidak dibenarkan bila dilakukan perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi M. Elly. Dkk. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta :
Kencana
Hurlock B. Elizabeth. Psikologi Perkembangan. Jakarta :
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar