MAKALAH
TAWURAN
ANTAR PELAJAR
Dosen Pengampu: Hari Naredi M. Pd
Disusun oleh :
kelompok 6
ALMA HANAFIAH (1501075002)
MEYLINDA AFSARI (1501075012)
NUNU TRESNA WARDAH (1501075014)
RIANTO ALDI (1501075025)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirohim
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaika makalah tentang “Nasionalisme
dan Kemerdekaan di Asia Tenggara”. Dan kami berterima kasih kepada bapak Hari
Naredi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial yang telah
memberikan tugas kepada kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai fakta sosial di sekitar kita khususnya tentang
tawuran antar pelajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
lain. Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon dengan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Jakarta, 18 mei 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C.
Tujuan 2
Bab II PEMBAHASAN
A.
Definisi 3
B.
Penyebab Terjadinya Tawuran 5
C.
Faktor Yang Terjadi Dari Tawuran 6
D.
Dampak Dari Tawuran 7
E. Upaya
Mengatasi Tawuran 7
Bab III PENUTUP
A.
Kesimpulan 10
B.
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Indonesia mempunyai ragam agama, adat,
suku, bahasa dan budaya oleh karena itu tak heran indonesia disebut negara yang
multikulturalisme. Untuk mempertahankan negara seperti Indonesia ini sangatlah
sulit karena rentan sekali terjadinya konflik. Maka untuk mempersatukannya
perlu lah memupuk rasa persatuan antar warga, namun hal ini pun akan berdampak
buruk apabila terjadinya kubu-kubu antar warga. Simmel mengatakan bahwa semakin
kuat hubungan dalam kelompok, potensi tindak permusuhan juga makin menigkat.
Hal ini berkaitan dengan realita salah satu kenakalan remaja saat ini seperti
tawuran antar pelajar.
Tawuran
sering terjadi dan dilakukan oleh sekelompok remaja sudah bukan hal yang biasa,
hal ini sudah sering kita dengar bahkan tidak asing lagi bagi telinga kita.
apalagi di sekolah menengah kejuruan (SMK) atau sering disebut dengan STM.
Biasanya tawuran ini dilakukan secara turun temurun yang dilakukan antar
sekolah. Gejala sosial yang seperti ini sudah sangat jelas melanggar norma dan
nilai dalam masyarakat. Tawuran ini terjadi akibat konflik antar satu sekolah, entah karena
perasaan solidaritas antar siswa dan sebagainya..
Tawuran antar pelajar ini sangatlah menganggu ketertiban dan
keamanan lingkungan sekitarnya. Saat ini tawuran tidak hanya terjadi disekolah
atau lingkungan sekitarnya tetapi tawuran saat ini melakukan aksinya dijalanan
dan menggunakan alat-alat bantu ( senjata tajam). Yang dapat menimbulkan
kerugian yang serius yang dapat mengakibatkan korban yang tidak bersalah dan
dapat merusaka benda-benda yag ada disekitar
B.
Rumusan masalah
1. Apa
itu tawuran?
2. Mengapa
tawuran dapat terjadi?
3. Apa
faktor terjadinya tawuran?
4. Apa
dampak yang ditimbulkan dari tawuran tersebut?
5. Bagaimana
upaya untuk mengatasi tawuran tersebut?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan memahami apa itu tawuran
2. Untuk
mengetahui dan memahami penyebab tawuran
3. Untuk
mengetahui dan memahami faktor terjadinya tawuran
4. Untuk
mengetahui dan memahami dampak yang ditimbulkan dari tawuran tersebut
5. Untuk
mengetahui dan memahami upaya untuk mengatasi tawuran tersebut
BAB II
PEMABAHASAN
A. Definisi
Dalam
kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang
meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.
Dan “kelompok” adalah sekumpulan orang yang mengindetifikasi satu sama lain dan
merasa bahwa mereka saling memiliki. Suatu kelompok ketika dua atau lebih orang
berinteraksi selama lebih dari beberapa saat, saling mempengaruhi satu sama
lain melalui beberapa cara, dan memikirkan diri mereka sebagai “kita”. Sehingga
pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Secara
psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja,
dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu
situasional dan sistematik.
a. Delikuensi
situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan
untuk memecahkan masalah secara cepat.
b. Delikuensi
sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu
yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh
kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung
membuat sebuah geng yang mana dari pembentukan geng inilah para remaja bebas
melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena
ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya
Tawuran
merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk
melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan
kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang umumnya
dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari (1) aspek
perilaku yang melanggar aturan atau status, (2) perilaku yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain, (3) perilaku yang mengakibatkan korban materi dan (4)
perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Menurut
Ridwan tawuran pelajar didefinisikan sebagai perkelahian massal yang dilakukan
oleh sekelompok siswa terhadap sekelompok siswa lainnya dari sekolah yang
berbeda. Tawuran terbagi dalam tiga bentuk: (1) tawuran pelajar yang telah
memiliki rasa permusuhan secara turun temurun, (2) tawuran satu sekolah melawan
satu perguruan yang didalamnya terdapat beberapa jenis sekolah dan (3) tawuran
pelajar yang sifatnya insidental yang dipicu oleh situasi dan kondisi tertentu.
Tawuran juga dapat didefinisikan sebagai perkelahian massal yang adalah
perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan kepada
kelompok pelajar dari sekolah lain.
Tawuran
pelajar adalah fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di
Indonesia. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran adalah
salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran
pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat
dengan peradaban yang lebih maju. Para pelajar remaja yang sering melakukan
aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah
daripada masuk kelas pada kegiatan belajar mengajar.
Dari konflik ini dapat kita analisis dengan teori konflik Ibn
Khaldun, ia membaginya menjadi tiga perspektif. Pertama, perspektif psikologis yag
merupakan dasar sentimen dan ide yang membangun hubungan sosial diantara
berbagai kelompok manusia (keluarga, suku, dan lainnya). Kedua, fenomena
politik yang berhubungan dengan perjuangan memperebutkan kekuasaan dan
kedaulatan yang melahirkan imperium, dinasti, dan negara. Ketiga, fenomena ekonomi
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi baik pada tingkat individu,
keluarga, masyarakat maupun keluarga. Dengan teori ini kita dapat berpacu bahwa
tawuran dapat terjadi karena hubungan kelurga yang kurang dan lebih memilih
untuk berhungan dengan teman yang dapat membuatnya lebih nyaman sehingga
timbullah rasa solidaritas pada dirinya tehadap kelompoknya dan kemudian adanya
keinginan penguasaan wilayah yang diperjuangkan dengan melakukan kekerasan
antar pelajar sekolah.
B. Penyebab
terjadinya tawuran
Tawuran
antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya
dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang
menyebabkan pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok
anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan
tersebut lebih akrab dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar
yang terjadi antara dua kelompok.
Contoh kasus dalam tawuran antar
pelajar dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh di antaranya,
yaitu:
1.
Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena
ketersinggungan salah satu kawan, yang di tanggapi dengan rasa setiakawan yang
berlebihan.
2.
Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada
sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.
3.
Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.Untuk
mengkaji lebih jauh permasalahan tawuran antar pelajar.
Tawuran Antar Pelajar Akibat Rasa
Setia Kawan Yang Berlebihan
Rasa setia
kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidartas adalah hal yang lumrah
atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam persahabatan rasa
setiakawan akan menjadi alasan mengapa persahabatan bisa menjadi kuat. Ia bisa
menjadi indah ketika ditempatkan dalam porsi yang pas dan seimbang.
Namun, rasa setia kawan yang
berlebihan akan menyebabkan hal yang buruk, salah satunya adalah mengakibatkan
tawuran antar pelajar. Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar
yang dipicu karena ketersingguhan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar
sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya.
Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.
C. Faktor
terjadinya tawuran antar pelajar
Faktor penyebab
terjadinya tawuran antar pelajar dibagimenjadi dua, yaitu : faktor internal dan
eksternal.
1. Faktor
intenal
a. Ingin
menonjolkan kebenaran diri sendiri baik dihadapan temen sesekolah dan ataupun
dimata STM menjadi lawan.
b. Ingin
membalaskan rasa sakit hati, kepada orang yang melecehkan
c. Tidak
mau direndahkan oleh teman-teman
d. Memanfaatkan
waktu untuk mencari pengalaman, baik sifat positif maupun negatif (tawuran)
karena menurutnya tidak akan tau benar jika tidak mengenal salah.
2. Faktor
ekstern
a. Bujukan
teman
b. Dipicu
sekolah lain
c. Seragam
sekolah dipakai sekolah lain
d. Seragam
sekolahnya ditempel pantat, dikaki dan sepatu
e. Sekolah
lain menantang untuk ketemuan disuatu tempat
f. Diskomunikasi
antar sekolah dan orang tua
g. Lewat
lagu-lagu
D. Dampak
tawuran
Adapun dampak dari tawuran yang dia
rasakan antara lain adalah dampak positif dan negative
1. Dampak positif
a.
Merasa puas apabila mengalahkan lawan pada saat itu
b.
Diri dan komunitas dikatakan paling kuat, paling
tangguh,paling kompak ,dan paling disegani oleh pihak lawan apabila lawan telah
dikalahkan
c.
Baik itu nama sendiri dan komunitas terkenal oleh
pihak lawan apabila telah mengalahan lawan tersebut.
d.
Bebas bergerak dan tidak terkekang apabila lawannya
telah di kalahkan
e.
Tidak ada yang melecehkan lagi
2. Dampak
negatif
a.
Kalau ketahuan dari pihak sekolah otomatis kena sanksi
yang sangat berat (contohnya di tampar,di pusap, di telanjangi dan di jemur 1
hari)
b.
Di marahi masyarakat karena mungkin meresahkan
masyarakat merasa di resahkan
c.
Di tangkap polisi
d.
Apabila ketahuan oleh orang tua di asingkan dari keluarga
dan menjadi gelandangan
e.
Dan yang paling patal bisa menyebabkan korban jiwa
E. Upaya
mengatasi tawuran
1.
Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm
and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa,
sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi
waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti
kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
2.
Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan
terjadinya tawuran, dengan cara:
a.
Mengasuh anak dengan baik.
1)
Penuh kasih sayang
2)
Penanaman disiplin yang baik
3)
Ajarkan membedakan yang baik dan buruk
4)
Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan
bertanggung jawab
5)
Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat
baik atau mencapai prestasi tertentu.
b.
Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini
membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
c.
Meluangkan waktu untuk kebersamaan Orang tua menjadi
contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul,
menghina dan mencemooh.
d.
Memperkuat
kehidupan beragama Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan
memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari - hari.
e.
Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang
terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game
yang cocok dengan usianya.
f.
Orang tua menciptakan suasana demokratis dalam
keluarga, sehingga anak memiliki keterampilan social yang baik. Karena
kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit
meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri,
dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial
ataupun anti-sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan
jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
3.
Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan
tawuran, diantaranya:
a.
Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah
yang bisa Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir,
berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
b.
Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan
adanya ruang untuk kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk
penyaluran agresivitas remaja.
c.
Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin
komunikasi dan koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola
penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan atau
acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara "tradisional
bermusuhan" itu..
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tawuran adalah perkelahian secara massal
yang dilakukan sekelompok pelajar antar kelompok pelajar lainnya. Tawuran
termasuk salah satu gejala sosial pada kenakalan remaja. Gejala sosial yang
seperti ini sudah sangat jelas melanggar norma dan nilai dalam masyarakat.
Tawuran ini terjadi akibat konflik antar
satu sekolah, entah karena perasaan solidaritas antar siswa dan sebagainya.
Tawuran antar pelajar merupakan gejala sosial yang serius yang dapat
mengakibatkan korban yang tidak bersalah dan dapat merusaka benda-benda yag ada
disekitar. Dan tawuran antar pelajar ini terjadi turun temurun pada sekolah
tersebut.
B. Saran
Kami menyarankan untuk para
pembaca untuk mencari informasi lebih banyak lagi agar menambah pengetahuan dan
wawasan tentang tawuran antar pelajar. Karena dalam tawuran pelajar sangat
tidak baik bagi generasi bangsa, lebih tepatnya merugikan diri sendiri dan
orang lain. Dampak yang terjadinya tawuran antar pelajar pun akan mengakibatkan
korban jiwa dan merusak fasilitas-fasilitas yang ada disekitarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Myers G David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 1. Jakarta
selatan: Salemba Humanika
Myers G David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta
selatan: Salemba Humanika
Jurdi syarifuddin. 2013. Sosiologi Nusantara. Jakarta : Kencana
KEK KONTOL
BalasHapuslu yang kontol
HapusBODOH KALIAN ANJING
BalasHapusWkwk masih bocah
HapusTrima kasih Makalahnya, bermanfaat sekali, dan menjadi referensi kami dalam menambah wawasan untuk siswa kami
BalasHapusbagus makalahnya membantu, cuma koreksi dikit.. di kata penantarnya kok judulnya beda
BalasHapus