TUGAS
MAKALAH
“Pengertian
dan Sejarah Moderisme dalam Islam
Pndidikan
Agama Islam
Dosen
Pengampuh : Djaenal Husnan M. Ag
Disusun
Oleh :
Nama : Alma Hanafiah
Prodi : Pendidikan Sejarah
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015
KATA
PENGANTAR
Bismilahirahmannirohim
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengertian dan
Sejarah Moderisme dalam Islam”. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Djaenal
Husnan M. Ag selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan tugas kepada kami.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai moderisme. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata-kata sempurna. Oleh sebab
itu, saya berharap adanya kritik saran, dan usaha demi perbaikan makalah yang
telah saya buat dimasa yag akan datang, mengigat tidak ada yang sempurna tanpa
saranyang membangun.
Semoga
makalah sederhan ini dapat dipahami bagi siapapun yaang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
lain yang membacanya. Sebelum kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon dengan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dimasa depan.
Jakarta,
21 Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULIAN
1.1
LATAR BELAKANG....................................................................... 1
1.2
TUJUAN............................................................................................ 1
1.3
RUMUSAN MASALAH.................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moderisme Secara Umum................................................ 2
2.2 Pengertian Moderisme Menurut Para
Ahli......................................... 2
2.3 Pengertian Moderisme Dalam Islam................................................... 3
2.4 Kemoderenan dilihat
dari Perspektif Kebudayaaan dan Filsafat......
4
2.5 Sejarah Munculnya
Moderisme.......................................................... 6
2.6
Konsep Manusia Modern.................................................................. 11
2.7 Munculnya Moderisme
dalam Islam................................................. 12
2.8 Bentuk-Bentuk
Moderisme Islam di Indonesia................................ 13
2.9 Ciri-Ciri
Masyarakat Moderisme....................................................... 15
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam
pembicaraan mengenai moderisme telah menyita banyak perhatian Para Muslimin dan
Muslimat. Membuktikan banyak pemikiran-pemikiran mengenai moderisme yang
berdampak besar bagi orang yang berpikir
dalam hal ini. Moderisme telah telah mendapat tempat yang cukup profosional
dalam kajian global atau dunia yang luas ini. Bahkan ditambah lagi dengan
intesnya dengan upaya-upaya pembaruan tersebut dilakukan dengan secara serentak
dan kompak baik di dunia islam sendiri. Sebagaimana gerakan modernis islam yang
berusaha menjembatani jurang pemisah antara orang-orang tradisional dengan para
pembaharu yag sekuler.
Untuk
itulah dalam tulisan yang singkat ini akan coba melacak tradisi modernisasi
dalam islam.
1.2 TUJUAN
Untuk
mengetahui dan memahami tentang moderisme dan sejarah moderisme.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
itu moderisme?
2. Bagaimana
sejarah munculnya modeisme?
3. Apa
saja tahap-tahap moderisme?
4. Apa
saja ciri-ciri masyarakat moderisme?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moderisme Secara Umum
Secara
bahasa, kata modern berasal dari bahasa latin, modernus yang berarti saat ini, sekarang, masa kini, dan
akhir-akhir ini. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata modern diartikan
sebagai : sikap, cara berpikir, serta cara bertindak yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Dari kata modern ini kemudian muncul beberapa kata lainnya,
yaitu modernitas, modernisme, dan moderniasi. Modernitas berarti ralitas
kemoderenan, sedangkan modernisasi adalah proses kemoderenan. Modernisasi dapat
diartikan sebagai aktivitas yang membawa kemajuan, perubahan, dan perombakan
secara assi susunan dan corak suatu masyarakat dari statis menuju dinamis, dan
tradisional menjadi rasional, dari feudal menjadi kerakyatan, dengan jalan
mengubah cara berpikir masyarakat sehingga dapat meningkatkan efektivitas. Modernisasi
juga bisa diartikan dalam ilmu sosial
merujuk pada sebuah bentuk transformasi
dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik
dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang,
dan makmur.
Beberapa
ciri masyarakat modern adalah: mengedepankan cara berpikir, bertindak, dan
memandang sesuatu yang masuk akal (rasional), bersifat terbuka, menerima
hal-hal baru dan menerima kritik (inklusif), dan lain-lain.
2.2 Pengertian Moderisme Menurut Para
Ahli
Menurut
para ahli :
Ø Menurut
Abdul Syam
Modernisasi
adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju
atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat
Ø Menurut koentjaningrat
Modernisasi
adalah usaha utuk hidup sesuai dengan konseplasi dunia sekarang.
Ø Menurut sarjono soekanto
Modernisasi
adalahsesuai bentuk dari perubahan sosial biasanyamerupakan perubahan sosial
yang tearah (directed change) dan didasarkan suatu perencanan (social palning).
Ø Menurut
Wibert E. Moore,
Modernisasi
adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan
organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis
yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil.
Dalam
persepktif pemordenis yang berasaldari tradisi filsafat, bahwa moderisasi bisa
disebut sebagai semagat (elan)yang diandaikan pada penyemangat masyarakat
intelektual dan semangat yang diimaksud adalah semangat untuk progress,
semangat untuk kemajuan, dan untuk humanisasi manusia yang dilandasi oleh
semangat keyakinan yang sangat optimisme dan kaum modernis akan kekuatan rasio
manusia.
Sedangakan
fzhur rahman, sarjana pakistan mendefinisikanmodernisasi sebagai “usaha-usaha
utuk melakukan hormonisasi antar agama dan pengaruh modernisasi dan
westernisasi yang berlangsung di dunia islam”. Mukhti ali, tepat disebut
sebagai orang yang mewakili sarjana indonesia mengantikan modernisasi sebagai
“upaya menafsirkan islam melalui pendekatan rasional untuk menyesuaikannya
dengan perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi didunia modern yang berlangsung.
2.3 Pengertian Modernisasi Secara Islam
Modernisasi
dalam islam dimaknai sebagai “upaya menafsirkan islam melalui pendekatan
rasional untuk menyesuaikannya dengan perkembangan zaman dengan melakukan
adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia modern yang
berlangsung.
Tanggapan
kaum muslim terhadap kemajuan yang diberikan oleh negara barat yang seriang
disebut modern itu berbeda-beda. Karena tidak bisa di pungkiri lagi kemajuan
Barat dalam segala bidangnya sebagai indikasi sederhana bahwa “genderang”
modernisasi yang “ditabuh” di dunia Islam tidak dapat dipisahkan dari mata
rantai dan tranmisi terhadap prestasi kemajuan yang diukir oleh dunia Barat.
Baik modernisasi yang dilakukan hari ini sebagai langkah negara barat
yang ingin menguasai negara dan meyebarkan ideologinya. Sebagaimana contoh
dalam pendidikan barat modern dianggap sebagai sesuatu yang asing,
berlebihan dan mengancam kepercayaan agama. Kaum Muslim tidak perlu jauh-jauh
dalam menemukan orang-orang Eropa yang mempunyai pendapat yang memperkuat rasa
takut mereka. seorang penulis Inggris yaitu William Wilson Hunter berkata:
“Agama-agama di Asia yang begitu agung akan berubah bagaikan batang kayu yang
kering jika berhubungan dengan kenyataan dinginnya ilmu-ilmu pengetahuan Barat”
2.4 Kemoderenan Dilihat Dari Persepktif
Kebudayaan dan Filsafat
Dari
segi kebudayaan, kemoderenan dapat dilihat dari tahapan-tahapan perkembangan
kebudayaan manusia sebagaimana diteorikan oleh C.A Van Peursen, menurutnya
perkembangan kebudayaan manusia terjadi melalui tiga tahapan, yaitu : tahao
mistis, tahap ontologis, dan tahap fungsionil. Secara sederhana, ketiga tahapan
ii sebagi beikut:
a. Tahap mistis
Yaitu
tahap kebudayan diman manusia pada saat itu dikepung oleh kekuata-kekuatan gaib
yang ada disekitar. Seperti kekuasaa dewa-dewa dan kekuatan-kekuatan gaib
disekitarnya dalam menjalankan aktifitas sehari-hari manusia banyak memuja
kekuatan-kekuatan ini. Semua kejadian alam selalu dihubugkan dengan
kekuatan-kekuatan gab. Bahkan manusia tergantung dan menyerahkan nasibnya pada
kekuatan-kekuatan ini.
b. Tahap ontologis
Yaitu
suatu tahap kebudayaan diman manusia mulai beranjak dari hal-hal gaib,
mitos-mitos, dan dewa-dewa. Pada tahap ini manusia mulai merasa penasaran. Ia
tak puas lagi dengan menyerahkan nasib serta kejadian alam kepada hal yang
terjadi dalam kehidapannya. Manusia mulai menemukan cara dan alasanyang
realitas yan ia hadapi.
c. Tahap fungsionil
Yaitu
suau tahap kebudayaan dimana manusia sudah benar-benar menjauhkan diri segala
mitos dan kekuatan-kekuatan gaib. Pada tahap ini manusia benar-benar menjadi
subyek dari alam semesta. Ia tak lagi menyadarkan hidupnya pada kekuatan gaib
dan menyikapi segala kenyatan secara rasional. Manusia benar-benar menggunakan
secara maksimal kemampuannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tahap
ketiga inilah yang disebut tahap modern
Adapun
dalam persepktif filsafat, kemoderenan dapat dilihat dari “kasadaran” mengenai
pentingnya posisi manusia dalam jagad raya ini. Manusia menempati posisi
sentral dan alam raya ini, pesona terhadap terhadap hal-hal yang gaib telah
sirna. Manusia benar-benar telah terbebas dari kekuatan-kekuatan ini, manusia
termasuk aktor utama penentu segala hal dan sebab akibat yang ada di muka bumi
ini. Karena itulah, sudah saatnya manusia mengembangkan dirisecara maksimal
untuk menghadapi realitas kehidupan.
Dalam
persepktif ini ada tiga yang mejadi “jiwa” dari kemoderena tersebut:
1. Orang
modern itu mengutamakan kesadaran diri sebai subjek
Dialah
aktor penentu dan pengubah segala sesuatu yag tidak terbelenggu dan
terbudakioleh phak lain. Dalam konteks ini orang modern memperhatikan sadar
terbudaki oleh pihak lain. Dalam konteks ini orang modern memperhatikan sadar
betul hakasasi manusia, pentingnya ilmu pengetahuan, otonomi pribadi, dan
demokrasi.
2. Orang modern bersifat kritis
Artinya,
orang modern cederung menghilangkan sifat
menerima apa adanya. Sebaliknya ia ingin mengatakan segala hal dan
alasan dibalik semua itu.
3. Orang
modern bersifat progresif
Artinya,
ia selalu terobsesi untuk melangkah maju ke depan dan mengadakan perubaha
kearah yang lebih baik.
Dari
ketiga ini tidak dapat dapat dipisakan, karena saling berhubungan.
2.5 Sejarah Munnculya Modernisme
Secara
historis, zaman modern mengacu pada kehidupan masyarakat dan organiasasi yang
lahir dibeberapa Negara Eropa, terutama Inggris, Prancis, dan Jerma. Selanjutnya
berkembang ke seluruh dunia. Secara garis besar, sejarah Eropa di bagi 3
periode, yaitu:
1. Eropa Klasik
Pada
masa ini adalah suatu kawasan yang di dominasi oleh peradaban Yunani (abad ke-8
sampai ke-6 SM) dan Romawi Kuno (abad ke-10 SM sampai ke abad 5 SM) kedua
peradaban ini silih berganti mewarnai peradaban Eropa secara keseluruhan dengan
ciri khasnya masing-masing. Masyarakat Yunani kuno mewariskan ilmu filsafat
yang menekankan pada rasionalitas, demokrisasi, dan logika berpikir bebas. Para
filsuf yang terkenal pada masa itu adalah Socrates,Plato, Aristoteles, dan
Heredotus. Para filsuf ini telah mempengaruhi dasar-dasar dalam pemikiran
filsafat Eropa hingga saat ini. Sementara peradaban Romawi Kuno, telah
meletakan dasar-dasar kenegaraan dan peradaban modern bagi bangsa Eropa saat
ini
2. Eropa Pertengahan
Masa
ini dimuli sat jatuhnya Romawi Barat oleh bangsa Jerman yang kemudiann
dipersatukan kemali oleh Raja Charlemange dari Franka pada abad ke-5 M sampai
jatuhnya Konstatinopel di Romawi Timur di abad ke-144 M. Setelah Charlemenge berhasil
menyatukan kembali daerah bekas kekuasaan Romawi Barat, terjadilah penyatuan
kekuasaan antar penguasa pemeritah dengan tahta suci Romawi. Pada masa itu,
tidak ada yang bisa menjadi kaisar kecuali di nobatka oleh Paus di Roma (Romawi
Barat). Pada masa pertengahan ini, pengaruh agama pertengahan ini, pengaruh
agama Kristen sangat doominan dan menancapkan kekuasaan di semua sektor
kehidupan, termasuk pemerintah.
Karenanya,
masa inni disebut dengan masa kegelapan (the
dark age) bagi bangsa Eropa. Pada masa Eropa terbelunggu oleh kekuasaan
gereja yang otoriter dn anti ilmu pengetahuan. Agama menjadi corong
kekuasaa dan terbelunggu kreatifitas
akal pikir manusia. Eropa menghadapi kemunduran Intelektual dan ilmu
pengetahuan. Para pendeta berpendapat hanya gerejalah yang mempunyai otoritas
untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu
pengetahuan.pemikiran-pemikiran para ilmuan bertentangan dengan doktrin gereja
ditolak. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mendapat ancaman, ditangkap,
bahkan dibunuh.
3. Eropa Modern
Fenomena
memunculkan protes dan gerakan-gerakan pembaharuan. Gerakan inilah Eropa modern
atau zaman modern. Gerakan ini serig disebut denga geraka “Renains”, berasal
dari bahasa Inggris renainnssce yang artinya “lahir kembali” atau “kelahiran
kembali”. Maksudnya adaah bentuk penghargaan yang tinggi oleh filsof Yuani
Kuno, lalu disembunyikan dann tenggelam oleh bangsa gereja.
Gerakan
renaisans dipeloporioleh para humanis, yatu orang-orang yng menempatkan manusia
sebagai sentral alam semesta ini menggantikan kekuasaan agama, dalam koteks ini
adalah agama Kristen. Semagat renaisans menimbulkan rasa kepercayaan pada
otonomi manusia dalam memperoleh kebenaran. Kebenaran tidak lagi bersumber pada
teks-teks suci melainkan pada langkah-langkah metodis dan empiris hasil upaya
dan pemikiran manusia. Gerakan renainsans merupaka titik tolak kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada era ini, banyak temuan mesin seperti mesin
percetakan dan penemuan benua baru oleh Coombus yang menjadi pemacu kemajuan
ilmu berikutnya. Tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi besar dan memajukan ilmu
pengetahuan yaitu:
· Nikolaus Koperikus (1473-1543)
Menemukan
teori bumi dan planet ini semuanya mengelilingi matahari. Matahari adalah pusat
jagat raya (heliosentrisme)
· Francis Bacon (1561-1662)
Orang
yang meletakan dasar-dasar bagi metode induksi yang modern dan menjadi pelopor
bagi usaha untuk menistimewakan secaara logis prosedur ilmiah. Ada tiga cara
yang di tempuh, yaitu:
1. Mewancarai
alam
2. Oran
harus bekerja dengan metode yang benar
3. Orang
harus bersikap positif terhadap bahan yang telah disajikan. Maksudnya harus
menghidarkan diri dari prasangka-prasangka terlebih dahulu.
· Johanes Kepler (1571-1630)
Adalah
seorang matematika ia menemukan 3 macam hukum gerak bagi planet, yaitu:
1. Planet-planet
bergerak dengan membuat lingkaran bulat-panjang dengan matahari sebagai titik
api dan fokus.
2. Garis
yang menghubungkan pusat matahari dengan matahari dalam bentuk yag sama akan
membentuk bidang yang sangat luas.
3. Kuadrat
periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga dari
rta-rata jaraknya terhadap matahari.
· Galileo Galilei (1564-1642)
Adalah
orang mula-mula menemukann pentignya akselarasi dala dinamika. Akselerasi
adalah perubahan kecepatan-kecepatan, baik dalam besarnya maupu geraknya.
Tokoh
lain yang memiliki kontribusi besar terhadap munculnya moderisme adalah Rere
Descrates (1596-1650). Ia di juluki “bapak fisafat modern” dan terletak dasar
alirann rasionalis. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa sumber
utama penentuan adalah rasio atruh au akal. Selain itu, ia juga meemukan metode
tentang “kesangsian” maksudnya seluruh pengetahuan yang dimiiki oleh manusia
harus disangsikan termasuk pengetahuan yang dianggap paling pasti yaitu
pengetahuan tentang Tuhan.
Semboyan
yang terkeal adalah “cangito ergo sun” artinya”saya berpikir jadi saya ada”.
Maksudnya, saya menyadari bahwa adalah mahluk “penyangsi” secara langsung
menunjukan keberadaban saya, yang bersifat tidak tergoyahkan. Pemikiran
“cangito ergo sun” inilah yang menjadi filsafat modern menempatkan ego
individual dan kemerdekaan akal manusia terhadap Wahyu. Cangito adalah sebuah
keyakinan yang sangat mendasar pada rasionalitas manusia. Melebihi segala
penafsiran dogmatis yang sudah ada. Karena itu, Descratesmelandasi suatu bentuk
kesadaran yang memahami kenyataan sebagai hasil perumusan rasional. Descratesi
bagi moderisme, yaitu menemparkan manusi sebagai subyek pemikiran, yang
memunculkan beberapa aspekk kesadaran lainnya, yaitu progreritas, individualis,
emansipasi, dan seklerisasi. Pemikiran ini disebut Cartesia Revolution (revolusi ala decrates).
Gerakan
lain ng mempengaruhi zaman modern adalah “aufklarung”
kata Jerman) “enlightment” (kata
Inggris), yang muncul abad ke-18. Geraka aufklarung
yang diterjemahkan sebagai masa pencerahan. Zaman ini disebut “pencerahan”
karena tergantikannya “iman yang membelunggu” denngan keunggulan rasio (akal
pikir) yang diyakini mampu membawa manusia pada kebenaran dan kebahagiaan
hidup. Perkembangan selanjutnya, dari pemikira pada masa resaisans dan aufklarung adalah
terjadinya proses moderisme yang meluas seantero dunia. Moderisasi melahirkan
industralisasi, urbanisasi, kesejahteraan, mobilisasi sosial, dan pembagi
tatanan yang lebih kompleks dan beragam.
· Rene Descrates (1596-1650)
Selain
tokoh yang diatas, Rene Descratos dijuluki “Bapak Filsafat Modern” dan peletak
dasar aliran rasionalisme. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa
sumber utama penggetahuan adalah rasio atau akal. Descrates menemukan metode
tentang “kesangsian”, menurutnya seluruh pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
harus disangsikan termmasuk pengetahuan yang dimiliki oleh manusia pasti yaitu
pengetahuan Tuhan.
Semboyan
yang terkenalnya yaitu “cagito ergo sum” artinya “saya berpikir, jadi saya
ada”. Maksudnya saya menyadari bahwa saya adalah mahluk penyangsi. Kesangsian
itu, secara langsung menunjukan mengenai keberdaan saya yang bersifat tidak
bisa tergoyahkan.
Pemikiran
“cangito ergo sum” inilah yang menjadi landasan filsafat modern yang
menempatkan ego individual dan kemerdekaan akal manusia terhadap wahyu. Cagito
adalah keyakinan yang sangat mendasar pada rasionalitas manusia, melebihi
segala tafsiran dogmatis yang sudah ada. Karena itu, Descrates melandasi suatu
bentuk kesadaran yang memahami kenyataan sebagai hasil perumusan rasional.
2.6 Konsep Manusia Modern
Secara
umum dapat dikatakan bahwa pandangan umum moderisme terkait degan konsep
manusia diwakili oleh paham materialisme, rasionalisme, empirisme, dan
hedonisme.
1. Materialisme
Materialisme
adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah materi. Materialisme percaya sepenuhnya bahwa segala
sesuatu terjadi karena faktor alam. Tak ada penyebab yang berasal dari sesuatu
yang gaib. Semua kejadian di dunia ini terjadi karena adanya mata rantai sebab
akibat. Alam ini tercipta melaui proses sebab akibat, dan bukan penciptaan
tuhan.
2. Rasionalisme
Rasioalisme
adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme, seluruh
pengetahuan diperoleh dari cara berpikir. Pengertian lain, rasionalisme atau
gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyataka bahwa kebenaran
ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analis yang berdasarkan fakta,
melalui pembuktian, logika, dan analis berdasarkan fakta, dari pada melalui
iman, dogma, atau ajaran agama.
3. Empirisme
Empirisme
adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia didapatkan
dari sesuatu yang dapat dilihat, sesuatu yang nyata (empiris). Maksudnya
sesuatu yang nampak dimata, yang dapat di indra, dan dapat di observasi.
4. Hedonisme
Hedonisme
adalah pndangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi
adalah tujuan utama hidup. Didalam penganut ini, hidup dijalani degan
sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
2.7 Munculnya Modeisme Dalam Islam
Pemiikiran
pembaharuan atau modernisasi dalam islam tmbul terutama sebagai hasil kontak
yang terjadi antara dunia islam dan barat. Dengan adanya kontak itu, umat islam
abad XIX sadar bahwa mereka telah mengalami kemuduran di perbandigan dengan
barat. Sebelum periode modern, kontak sebenarya sudah ada, terlebih anatara
kerajaan usmani yang mempunyai daerah kekusaan di daratan Eropa dengan beberapa
Negara Barat. Ketika Negara-negara itu mulai memasuki masa kemunduran. Sebagai
akibat dari perubahan itu, kerajaan usmani, yang biasa menang dalam peperangan
akhirnya mengalami kekalahan-kekalahann di tangan barat. Hal ini membuat
pembesar-pembesar Usmanimenyelidiki rahasia kekuata Eropa yangbaru mucul itu.
Menurut pemikirannya, rahasianya terletak dalam kekuasaa militer modern yang
dimiliki Eropa. Oleh karena itu, usaha pembaharuan dipusatkan dalam lapangan
militer Kerajaan Usmani. Bantuan ahli-ahli Eropa di minta dan pada permulaan
abad ke-18 Masehi datanglah ke Istambul ahli-ahli seperti Scotlandia dan Comte
De Benneval dari Prancis. Yang akhirnya ini masuk islam dengan memakai nama
Humabarci Pasya.
Pembaharuan
yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad ke-18 tidk ada artiya. Usaha
dilanjutkan pda abad ke-19 dan inilah kemudian membawa kepada perubahan besar
di Turki. Seorang terpelajar islam memberikan gambaran pada abad ke-19 dan
inilah kemudian yang membawa kepada perubahan besar di Turki. Seorang
terpelajar islam memberikan gambaran pada abad ke-19, ia mengatakan betapa
keterbelakangnya umat islampada masa itu. Kontak dengan kebudayaan barat yang
lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya kekuatan Mesir dapat dipatahkan oleh
Napolen, membuka mata pemuka-pemuka islamm untuk mengadakan pembaharuan. Dimana
usaha pembaharuan dimulai oleh Muhamad Ali Pasya (1765-1848) seorang perwira
Turki.
2.8 Betuk-Bentuk Moderisme Islam
Indonesia
Pembaharuan
dalam islam atu gerakan modern islam merupakan jawaban yang ditunjukan
terhadapap krisis yang dihadapi umat islam pada masaya. Kemunduran kerajaan
Usmai yang merupakan pemangku khalifah islam setelah abad ke-17 M telah
melahirkan kebagkitan islam dikalangan warga Arab dipinggiran Imperium Utsmani.
Gerakan
pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia muslim,
termasuk Indonesia. Adapun betuk-bentuk pembaharuan di Indonesia, yaitu:
a.
Gerakan
Puritanisme
Geraka
ini pertama kali di parkasioleh Muhamad bin AbdunWahhab di Nejd. Gerakan
puritaisme ini masuk ke Indonesia melalui tigga orang yang baru pilang haji di
tanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka melakukan
penentangan terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat Minangkabau yang
telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat dan bid’ah.
Karena
aktifitas mereka dianggap cukup membahayakan keberdaa kaum tua atau kaum adat,
maka kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada tahun 1821-1837 M terjadilah Perang
Paderi.
Dalam
pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan. Kekalahan
ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah membuat patah
semangat para tokoh pejuang pembaharu ini, tetapi gerakannya semakin hebat.
Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di alihkan ke
dalam gerakan pembaharuan pendidikan.
b.
Gerakan
Reformise
Gerakan
reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk kembali kepada
dasar islam yang asli. Kelompok ini berusaha menerapkan sistem ajaran islam
seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.
c.
Gerakan
Radikalisme
Gerakan
ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu islam untuk membangkitkan
kembali semanng dilakukan oleh para pembaharu islam untuk membangkitkan kembali
semangat masyarakat islam. Sehingga mereka akan mejadi masyarakat yang maju.
namt masyarakat islam. Sehingga mereka akan mejadi masyarakat yang maju. Namu
sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat dalam ajaran islam yang tercemar oleh
takhayul, bid’ah dan khufat harus dibersihkan terebih dahulu.
Dalam
tatanan pelakanaan sseperti ini,biasanya cara yanan ditempuh melalui
bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan menggunakan kekerasan. Pada
umumnya, gerakan ini menentang kekuasaa Barat yang kafir.
d.
Gerakan
Neo-Sufisme
Gerakan
ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu dari
kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru itu
aktifisme.
Bentuk
aktifismedalam gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis. bahkan dengan
gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri tanpa banyak bergantung kepada
uuran kelompok atau bngsa lain.
Diantar
unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata inilah umat islam melakukan
pembaharuan, terutama menentang segala bentuk penjajahan dan keterbelakangan.
Gerakan ini bnyak mewarnai berbagai pemberontakan petani bnten pada tahun1888
M.
2.9 Ciri-Ciri Masyrakat Moderisme
Manusia
adalah peranan penting dalam kemajuan moderisme. Berikut ini adalah beberapa
ciri masyarakat modern:
1.
Mengedepankan cara berpikir
2.
Bertindak
3.
Memandang masuk akal (rasional)
4.
Bersifat terbuka
5.
Menerima hal-hal baru dan menerima kritik
(inklusif)
6.
Memberitakan porsi dan kesempatan yang
sam pada setiap orang (demokratis)
7.
Mengedapankan kebersamaan (egalitarian)
8.
Menghargai perbedaan (pluralis)
9.
Penolakan terhadap tradisi dengan
mengedepankan perubahn dan kemajuan (progresip)
10.
Adanyaperkembangsn dan mengutamakan
teknologi (orientasi saintifik)
11.
Munculnya budaya mementingkan diri
sendiri (individualis)
12.
Berkembangnya sistem ekonomi yang
berdasarkan atas besara modal dan berorientasi semata-mata mengeruk keuntungan
(kapitalis)
13.
Mementingkan dan mengedepankan kebebasa
(liberal)
14.
Mengutamakan hal-hal yang bersifat
materi (materialis)
15.
Menjadikan kesenangan hidup yang
bersifat materi sebagai tujuan kebahagian (hedonistik)
16.
Mengutamakan hal-hal yang kongrit dan
bernilai guna dalam kehidupan (pragmatis)
17.
Pemisahan antara hal-hal yang gaib
termasuk agama dengan masalah keduniaan (sekural).
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Modernisasi
adalah adanya aktivitas yang membawa kemajuan dan perubahan zaman. Kata modern
ada kaitannya dengan modernisasi yang artinya pembaharuan atau tajdid dalam
bahasa arab. Dan berasal dari bahasa latin “moderus” yag artinya “baru saja”.
Munculnya modernasi mengacu pada kehidupan masyarakat. Dan manusialah peranan
penting bagi kemajuan zaman didunia dan pembagi tatanan yang lebih kompleks dan
beragam.
Pembaharuan
dan modernisasi islam adalah upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan islam
dengan perkembangan dan yang di yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pegetahuan
dan teknologi modern. Dengan demikian pembaharuan dalam islam bukan berarti
mengubah, mengurangi atau menambah teks Alquan dan Hadits, melainkan hanya
menyesuaikan paham atas keduanya.
3.2
SARAN
Sesuai
dengan kesimpulan diatas, saya menyarankan untuk para pembaca dapat memahami
dan sejarah dari munculnya moderisme. Dan saya berharap untuk para pembaca,
agar mencari informasi lebih mendalam dari berbagai sumber mengenai makalah
yang telah saya buat.
DAFTAR PUSTAKA
·
Razak Yusran. 2011. PENDIDIKAN AGAMA. Jakarta : UHAMKA Press
·
https://hudanuralawiyah.wordpress.com/2011/11/24/makalah-modernisasi-dalam-pandangan-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar